Komentar menarik keluar dari pelatih
Persebaya DU, Tony Ho terkait meninggalnya striker Pelita Bandung Raya
(PBR), Sekou Camara karena serangan jantung. Menurutnya, hal itu
merupakan bukti tidak profesionalnya tim-tim di Indonesia.
Tony Ho menilai, klub-klub kasta tertinggi di Liga Indonesia lalai
akan pentingnya tes medis saat menyeleksi pemain sebelum memasuki atau
jeda kompetisi. "Semua berlomba-lomba bilang 'kami klub profesional'
tapi kenyataannya, bisa dihitung dengan jari klub yang bersedia
melakukan tes medis," singgungnya, Senin (29/07).Menurutnya, sebagai manusia, Tony mengaku memahami akan takdir atas ajal seseorang. "Tapi setidaknya kita juga harus berusaha," tegas pelatih yang mengambil kursus kepelatihannya di klub Belanda, Ajax Amsterdam ini.
Kematian karena serangan jantung yang juga menimpa koleganya, Miroslav Janu, membuat Tony berharap klub-klub di Indonesia lebih memperhatikan tes medis. Bukan hanya untuk pemain, tapi sekaligus pelatih.
"Ambil saja contoh, ada pemain yang tak pernah mengikuti instruksi pelatih. Pelatih minta dia ke kiri, dia lari ke kanan atau diam. Tak tahunya, eh pemain itu, maaf, tuli. Begitu juga sebaliknya," urainya memberi perumpamaan.
Dikembalikan lagi ke klubnya, apakah Persebaya DU melakukan tes medis sebelum awal musim lalu, Tony Ho tak mau menjawab pasti. "Sekarang kok tes medis, kita dokter tim saja tidak punya," pungkas pelatih asal Makassar ini. (fjr/dzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar