Merupakan salah satu sarana komunikasi antar sesame manusia
untuk menyampaikan keinginan, saran, keluhan dan keperluan yg lainnya. Ketika berbicara,
mungkin jadi orang
lain tertarik dng pembicaraan yang kita ucapkan atau mungkin sebaliknya malah menyakiti hati orang lain.
Islam mengajarkan kepada kita bagaimana etika berbicara terhadap sesama manusia:
Janganlah berbicara efektif dengan keras melebihi suara Nabi, Imam atau pemimpin
Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi dan janganlah kamu
berkala kepadanya dng suara yg keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu
terhadap sebagian yg lain, supaya tidak dihapus (pahala) amalmu. sedangkan engkau
tidak menyadari. sesungguhnya orang yg
merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah
diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa. Bagi mereka (semua)
ampunan dan pahala yang
besar" (Q.S. al-Hujurat: 2 sampai 3)
KETERANGAN:
Ayat ini mengandung pesan bahwa:
1. Tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara Nabi
(pintar
berbicara).
2. Jangan memanggil Nabi dengan suara keras seperti
halnya memanggil teman sebaya.
3. Hal tersebut bisa mengakibatkan hancumya amal
ibadah kita.
4. Orang yang berusaha merendahkan suaranya dianggap
telah mempersiapkan hatinya untuk bertaqwa dan dijanjikan akan mendapatkan
ampunan dan pahala yang besar.
5. Pesan tersebut secara mafhumnya dapat juga
diterapkan, bagaimana semestinya kita berbicara dengan seorang ulama, tokoh
atau pemimpin.
Cara
berbicara dengan suara yang rendah, jangan seperti suara himar
Allah SWT berfirman: "Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan dan rendahkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah
(ialah) suara keledai." (Luqman ke-19)
Berbicara dng penuh pengertian
Allah SWT berfirman: “Perkataan yg baik dan pemberian ma'af
lebih baik dari shadaqah yg diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan
yang menerima). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (al-Baqarah
ke-263)
Berbicara yang baik, tepat dan benar
Allah SWT berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman!
bertaqwalah engkau kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barang siapa menta'ti Allah dan Rasul-Nya (nabi Muhammad), maka sesungguhnya dia telah mendapat kemenangan yg besar." (Q.S.
al-Ahzab
ke-70
dan
71)
Keterampilan
berbicara kepada
orang tua (hilangkan kata “ah” (sejenisnya) dan
bertutur kata dengan sopan santun)
Allah SWT
berfirman: ”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dng sebaik-baiknya. Jika
salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaan-mu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan "Ah" dan janganlah engkau membentak mereka, tapi ucapkanlah
kepada mereka perkataan yg mulia.” (di
dalam Qura’an al-Isra ke-23)
HADITS-HADITS:
Ulangilah ucapan yang
dikatakan sampai
orang lain faham ini salah satu tips bebicara yang
cerdas.
Dari Anas ra, sesungguhnya Nabi SAW apabila berbicara suka
mengulanginya hingga 3 kali Sehingga perkataannya itu bisa dimengerti. Dan
apabila beliau datang kesuatu kaum, beliau mengucapkan salam kepada rnereka,
dan beliau mengucapkan salam tiga kali. (Bukhari)
Teknik
bicara berikutnya tidak berkata dengan tergesa-gesa
Dan dari ’Aisyah berkata: ”Keadaan perkataan
Rasulullah SAW itu perkataan yang jelas yang bisa dimengerti oleh setiap orang yang
mendengamya”. (dari Abu Daud)
Dan dari ’Aisyah ra, berkata; Rasulullah SAW tidak
pernah berbicara cepat seperti bicara kalian ini, tetapi beliau berbicara dengan
perkataan yang sangat jelas sehingga orang yang duduk di dekatnya bisa menghafal
perkataan itu. (H.R. Tirmidzi)
Hendaklah belajar berbicara dengan jujur dan tidak berdusta
Dari Ibnu Mas'ud ra berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Héndaklah
kalian (berbicara benar), karena kebenaran itu menunjukkan kepada kebaikan dan
sesungguhnya kebenaran menunjukkan ke surga. Dan jauhilah oleh kalian
(berbicara) dusta, karena kedustaan itu membawa kepada kejahatan dan itu
menunjukkan ke neraka.” (dari Bukhari Muslim)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar